Batu Busuk Kota Padang, Destinasi Wisata Kuliner Olahan Durian

Produk olahan durian di Batu Busuk
Produk olahan durian di Batu Busuk, Pauh, Padang kini menjadi destinasi objek wisata kuliner. (ist)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


Ragamsumbar.com – Ada yang berbeda pada Minggu (6/9/2020) di Batu Busuk, Kecamatan Pauh, salah satu kampung yang bersebelahan dengan kampus Universitas Andalas.

Kampung yang dahulu lubuknya hanya menjadi tempat ‘balimau’ atau mandi membersihkan diri menjelang bulan puasa, beberapa tahun terakhir berkembang menjadi salah satu destinasi wisata alam di Padang.

Hari itu Batu Busuk cerah sekali setelah hampir dua minggu diguyur hujan setiap hari. Betul-betul kondisi yang sangat mendukung untuk berwisata air, tracking ataupun gowes di berbagai objek wisata Batu Busuk. 

Di sana ternyata ibu-ibu PKK menggelar gerai produk olahan durian. Ada gelamai (dodol), pancake, es krim dan kue talam yang semuanya berbahan dasar durian. Beberapa wisatawan lokal mengaku, ini pertama kalinya mereka dapat mencicipi berbagai produk makanan olahan durian di Padang selain di Pondok. 

Nina, ketua PKK Batu Busuk mengaku mereka ‘belajar’ menjual produk olahan durian dan ternyata prospeknya menjanjikan.

“Selama ini kami hanya tahu menjual durian segar saja ke pedagang pengepul durian atau wisatawan yang datang. Baru setelah tim dosen Unand datang memberikan pelatihan, kami tahu durian bisa diolah menjadi berbagai makanan yang punya nilai jual tinggi,” katanya. 

Beberapa wisatawan seperti Rudi dan keluarga yang melakukan tracking ke Patamuan mengaku kue talam durian Batu Busuk yang mereka beli enak sekali. Rudi berharap agar nanti Batu Busuk dapat menjadi sentra kuliner olahan durian. 

“Selama ini kan kita tahunya Batu Busuk itu pusatnya durian enak saja” katanya lagi. 

Lurah Lambung Bukit, Yusrizal, yang datang bersama istri sangat mengapresiasi program pendampingan masyarakat Batu Busuk yang dilakukan para dosen dan mahasiswa Unand. Ada mahasiswa bea studi Etos yang mendampingi Batu Busuk dalam kegiatan desa produktif (despro), tim dosen LPPM Unand yang mengembangkan pembibitan dan penanaman durian unggul serta pembuatan produk olahan durian. 

Yusrial mengaku Kelurahan Lambung Bukit yang membawahi Batu Busuk banyak mendapat bantuan dari berbagai instansi pemerintah dan swasta untuk pengembangan infrastruktur negeri, namun kegiatan ataupun program yang langsung memberikan contoh dan solusi permasalahan anak negeri masih terbatas.

Tim pelaksana Meutia Fiana, STP, MP, mengatakan kegiatan pelatihan pengolahan produk olahan durian ini dilakukan agar masyarakat terutama para ibu-ibu bisa mendapat penghasilan tambahan dari olahan durian ini. Apalagi dalam kondisi perekonomian saat ini yang melemah karena pandemi Covid-19. 

Risa mengakui kegiatan pelatihan yang diberikan belum menyeluruh karena kondisi KLB kemarin. Oleh karena itu gerai olahan produk ibu-ibu PKK Batu Busuk ini sekaligus menjadi demonstrasi bagi masyarakat mengenai teknik pengemasan dan pelabelan produk. Kelompok masyarakat yang tertarik mengembankan usaha produk olahan durian akan terus didampingi Unand.

“Unand bersedia dan siap melakukan kegiatan pendampingan masyarakat secara berkelanjutan,” kata Dr. Dewi Hayati yang menggagas pengembangan Batu Busuk sebagai kampung wisata durian. 

Unand sebagai salah satu universitas terkemuka memiliki sumber daya dosen dan mahasiswa dari berbagai keahlian dan disiplin ilmu. Kerjasama multipihak dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat tentu akan terus dilakukan dan diperkuat ke depan. 

“Namun itu semua tentu terpulang kepada masyarakat apakah akan menyambut baik dengan terus berbenah diri untuk maju dan lebih baik atau merasa cukup hingga di sini” ujar Dewi.

(eds)

Baca berita Ragamsumbar.com lainnya di Google News

ADVERTISEMENT