Bawang Varietas Unggulan Tanah Datar, Bisa Tembus 15 Ton/Hektare

kebun bawang merah
Asisten Ekobang Setdakab Tanah Datar beserta tim pengendali inflasi daerah, saat berada di kebun bawang merah milik warga Nagari Sungai Jambu. Varietas lokal ini diperkirakan mampu memproduksi 15 ton dalam satu hektare. (Musriadi Musanif)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


Ragamsumbar.com – Kondisi alam beberapa kecamatan di Kabupaten Tanah Datar cocok untuk budidaya tanaman bawang merah. Buktinya, uji coba yang dilakukan di X Koto dan Nagari Sungai Jambu, Kecamatan Pariangan, menunjukkan angka produksi yang menggembirakan.

“Di X Koto menggunakan bibit varietas SS Sakato, hasilnya bisa mencapai delapan ton/hektar. Di Sungai Jambu dengan varietas lokal unggul diperkirakan akan bisa tembus 15 ton/hektare,” ujar Asisten Ekobang Setdakab Tanah Datar H. Edi Susanto, Rabu (16/09/2020) di Sungai Jambu.

Edi melakukan kunjungan ke persawahan milik Kelompok Tani Borneo Sakato itu, dalam kapasitas selaku Tim Pengendali Inflasi Daerah, didampingi Kabag Humas dan Protokol Yusrizal, Kabag Perekonomian Masni Yuletri, dan Kepala Bidang Hortikultura pada Dinas Pertanian Tanah Datar Sri Mulyani.

Dikatakan, hasil uji adap tasi bawang merah unggul lokal di nagari yang terletak pada lereng Gunung Marapi itu, menunjukkan angka produksi yang amat menggembirakan. Untuk itu, ujarnya, pihaknya pun mengajak masyarakat untuk menggalakkan penanaman bawang merah lokal tersebut.

“Kendati varietas lokal, tapi diakui sebagai varietas nasional asli Tanah Datar. Nanti kita ajukan ke pemerintah pusat untuk dijadikan varietas baru bawang merah,” ucapnya.

Sri dalam keterangannya kepada tim mengatakan, pada dasarnya hasil produksi bawang merah asal Tanah Datar belum mencukupi, karena kebutuhan masyarakat terbilang cukup tinggi. Itu pulalah sebabnya, kata dia, pemerintah terus mendorong masyarakat untuk membudidayakannya.

“Tim teknis Dinas Pertanian bersama Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Sumbar dan Balai Peng kajian Teknologi Pertanian (BPTP) Wilayah Sumbar melakukan uji adaptasi bawang merah unggul lokal Sungai Jambu. Semoga nanti membuahkan hasil menggembirakan,” katanya.

Uji adaptasi, imbuh Sri, salah satu tahapan untuk memperoleh sertifikasi agar bisa dijadikan varietas unggul nasional, yang pada akhirnya dimanfaatkan petani setelah dilakukan uji banding dengan varietas Bima Brebes dari Jawa Tengah, Maja Cipanas dari Jawa Barat, dan SS Sakato asal Solok Sumbar.

Sri menjelaskan, bawang merah unggul lokal Sungai Jambu mempunyai banyak keunggulan, antara lain daunnya lebat, umbinya banyak, besar, dan timbul di permukaan tanah, isinya merah dan masa tanam lebih singkat dari varietas lain. Dari pengamatan, katanya, pros pek bawang ini cukup bagus. Soal apakah akan dikembangkan lebih luas lagi, nanti tergantung dari hasil panenannya yang diperkirakan pada Oktober ini.

Uji adaptasi, menurut Sri, sengaja dilakukan di Sungai Jambu yang memiliki ketinggian 800 mdpl untuk kategori sedang dan di Nagari Padang Laweh Malalo yang berada pada ketinggian 400 mdpl untuk kategori rendah.

Syofri Naldi dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih menjelaskan, hasil amatan pihaknya, bawang yang dikembangkan itu menunjukkan hasil yang cukup baik.

Pembeda utama dari varietas lain, ujarnya, yang dikembangkan di Sungai Jambu masuk kategori tidak berbunga, sehingga sangat memungkinkan untuk menghasilkan umbi yang lebih banyak dan berkualitas.

(Musriadi Musanif)

Baca berita Ragamsumbar.com lainnya di Google News

ADVERTISEMENT